Peduli Lingkungan, Pertamina Tarakan Field Resmikan Area Persemaian dan Penanaman Pohon

Redaksi
Redaksi

TARAKAN – Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup (HLH) sedunia PEP Pertamina Tarakan Field meresmikan area persemaian dan penanaman pohon di lahan kritis DAS Binalatung pada Kamis (6/6/2024). Mengusung tema Land Restoration dengan campaign We Are #GenerationRestoration, PEP Pertamina Field menanam 200 bibit tanaman bambu dan terap.

Kegiatan ini juga melibatkan berbagai stakeholder pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan diantaranya
Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Perumda PDAM, Kantor Kecamatan Tarakan Tengah, Kantor Kelurahan Kampung Satu, UPTD Kesatuan Pengelolaa Hutan (KPH) Tarakan, Badan Wilayah Sungai Kalimantan V, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara, mahasiswa pecinta alam Universitas Borneo Tarakan (UBT), gabungan kelompok tani hutan Slipi, dan kelompok Tani Hutan Slipi Makdepon.

Dalam sambutannya, FM Tarakan Cahyo Tri Mulyanto mengapresiasi peran serta stakeholder terkait dalam menjalankan masing-masing tugasnya sehingga berdampak pada positif pada lingkungan. Lanjutnya, ini menjadi momentum untuk refleksi diri untuk terus kolaborasi demi menjaga kelestarian keanekaragaman hayati di masa depan.

- Advertisement -
Ad imageAd image

“Embung Binalatung ini viewnya sangat bagus ya, tadi saya naik ke atas dan melihat-lihat dan memang memilki potensi untuk dilakukan kerja sama pelestarian keanekaragaman hayati. Penanaman pohon ini sejatinya merupakan bagian dari program keanekaragaman hayati dan tanggung jawab sosial perusahaan,”ujarnya.

“Dengan berkolaborasi kita sama-sama menjaga kelestarian lingkungan. Kita menanam bambu dan terap. Terap ini tanaman endemik dan mungkin tidak kita temukan di tempat lain. Dari perusahan memberikan apresiasi dan terima kasih setinggi-tingginya kepada teman-teman dan rekan-rekan semua atas terlaksananya kegiatan hari ini. Mudah-mudahan kolaborasi ini dapat terus dilakukan,” sambungnya.

Pihaknya mengapresiasi peran berbagai stakeholder yang bahu-membahu menjalankan peran masing-masing untuk lingkungan. Sehingga kata ia berharap semua stakeholder terap memaksimalkan peran tersebut secara berkesinambungan.

“KPH memiliki peran sebagai Pengelola Hutan Lindung, PDAM memiliki peran sebagai pengelola bendungan sebagai sumber air untuk masyarakat Tarakan, BWS memiliki peran sebagai pemiliki lokasi embung. Bendungan Binalatung merupakan salah satu waduk yang menyediakan kebutuhan air bagi masyarakat Kota Tarakan,” urainya.

Diketahui, beberapa tahun terakhir kapasitas bendungan tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan, terutama saat musim kering maka air dalam waduk surut. Bendungan Binalatung berlokasi tepat bersebelahan dengan hutan lindung Tarakan. Penanaman pohon selain untuk konsrvasi air, juga untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati.

Selain penanaman pohon, dilakukan seremonial penyerahan bantuan rumah persemaian bibit. Tarakan Field membina kelompok hutan tani di wilayah Gunung Slipi. Kelompok ini melakukan aktivitas pertaniannya di sekitar hutan lindung yang kini telah memiliki izin pemanfaat hutan.

“Penanaman pohon dalam HLH sudah menjadi agenda tahunan PEP Tarakan Field. Tahun ini PEP Tarakan Field menanam bambu untuk konservasi lahan kritis daerah aliran sungai. Bambu dikenal memiliki manfaat mencegah erosi akibat aliran air, meningkatkan volume air, dan menyerap karbon dioksida. Terap juga kembali ditanam sebanyak 100 bibit sebagai bentuk pelestarian keanekaragaman hayati, terlebih lagi Terap termasuk tanaman endemik Tarakan dan jumlahnya mulai berkurang,” ungkap Cahyo Tri Mulyanto.

Lanjut Cahyo, penanaman pohon lahan kritis daerah aliran sungai pada jangka panjang bertujuan meningkatkan debit air di bendungan binalatung. Bendungan binalatung merupakan salah satu bendungan yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat Kota Tarakan. Permasalahan yang muncul beberapa tahun terakhir adalah turunnya debit air terutama di musim kemarau.

“Pada beberapa kesempatan berbincang dengan warga Tarakan, mereka mulai mengeluhkan kesulitan air saat musim kemarau terjadi. Padahal Kota Tarakan memiliki curah hujan yang cukup tinggi. Salah satu warga mengatakan bahwa bila 2 minggu tidak turun hujan, dapat dipastikan warga mulai kesulitan air. Sehingga meningkatnya jumlah penduduk, pembangunan rumah tanpa perencanaan yang baik berdampak pada berkurangnya jumlah resapan air, dan tentunya kapasitas air embung pun tidak mencukupi. Maka dengan dilakukan penanaman bambu, diharapkan dapat meningkatkan jumlah debit air di embung,” ulasnya.

“Kegiatan ini bekerja sama dengan Badan Wilayah Sungai Kalimantan V (BWS) dan berlokasi di Bendungan Binalatung. Lokasi di mana bendungan terletak merupakan wilayah kerja BWS dan beririsan dengan hutan lindung yang merupakan wewenang Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kota Tarakan. Kolaborasi Tarakan Field dengan KPH bukanlah yang pertama kali dilakukan. Sejak tahun 2022, Tarakan Field sudah bersinergi dengan KPH untuk mengembangkan wilayah Ekowisata Gunung Selatan. Tahun ini, Tarakan Field kembali berkolaborasi dengan KPH dan BWS untuk bersama-sama melakukan restorasi fungsi lahan di daerah aliran sungai yang mulai tergerus erosi,” pungkas Cahyo.

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *