BWS Sebut Solusi Memaksimalkan Suplai Embung Binalatung Adalah Pengerukan

Redaksi
Redaksi

TARAKAN – Kebutuhan air baku untuk Kecamatan Tarakan Timur dan Tarakan Tengah saat ini sudah terpenuhi dengan mulai beroperasinya Embung Indulung. Sebelumnya, dua kecamatan ini hanya mengandalkan ketersediaan air baku dari Embung Binalatung. Sementara kapasitas air bakunya tidak mampu memenuhi kebutuhan air bersih dari dua kecamatan tersebut. 

Kepala Satker Pelaksana Jaringan Pemanfaatan Air (PJPA) Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan V, Rudiansyah mengatakan, saat ini ada perbaikan di pintu air Embung Binalatung. Sehingga, airnya langsung mengalir pada saat hujan. Namun, di bawahnya ada intake yang dibangun PDAM yang bisa dimanfaatkan sekitar 50 hingga 80 liter per detik. 

“Tapi memang tidak bisa mencukupi. Makanya dari pihak PDAM minta Embung Indulung bisa secepatnya membantu, karena masalah Embung Binalatung itu ada perbaikan,” terangnya, (08/10/2022).

- Advertisement -
Ad imageAd image

Pembangunan Embung Binalatung ini sebelumnya dilakukan BWS Kalimantan IV di Kaltim, sedangkan BWS Kalimantan V di Kaltara baru terbentuk di tahun 2020. Sehingga, penyerahan juga baru dilakukan. Sebelumnya, BWS Kalimantan IV memiliki wilayah kerja termasuk Kaltara, di tahun 2020 baru terbagi BWS Kalimantan V membawahi Kaltara ditambah Berau. 

“Tapi ada kegiatan di sana (Embung Binalatung) itu yang masih dilakukan di BWS Kalimantan IV. Kalau sudah full semua, baru diserahkan ke kami,” ungkapnya. 

Embung Binalatung ini sebenarnya memiliki tampungan cukup besar hingga 500 m3. Namun, konsepnya hanya tadah hujan. Ada sungai di sekitarnya, namun debit airnya sangat kecil. Sehingga, peruntukannya hanya untuk menampung air hujan. 

Sementara pemakaian dan kebutuhan air bersih di dua kecamatan ini sangat besar. Embung Binalatung tidak bisa memenuhi. Pihaknya kemudian mengejar pengerjaan Embung Indulung bisa dilakukan komisioning tes selesai. 

“Airnya juga lebih jernih, karena konservasinya di bagian hulu masih bagus. Harus dijaga, kuncinya air bersih itu dari hulu. Kami berharap masyarakat ikut menjaga. Apalagi Tarakan kan tidak memiliki sungai besar seperti di Bulungan. Sehingga hanya memanfaatkan sungai-sungai yang ada untuk bisa dimanfaatkan air bakunya,” ungkapnya.

Sebenarnya untuk menambah kapasitas air baku di Embung Binalatung ini bisa dilakukan pengerukan. Hanya saja harus dibahas bersama Satker Operasi dan Pemeliharaan (OP) BWS, sebagai Satker yang membidangi pemeliharaan seperti pengerukan sedimen yang ada. 

Sebelum dilakukan pengerukan, akan ada study tour untuk memastikan pengerjaan pengerukan akan dilakukan seperti apa. Namun, kewenangan ada di Satker OP.

“Kalau teman dari OP ada program, mungkin bisa. Cuma ya pengerukannya, jenisnya apakah pakai amfibi atau pompa. Sedangkan untuk aktivitasnya keluar itu agak susah di Binalatung. Harus dibuang di sekitar itu saja sedimennya. Jalur aksesnya agak susah,” tandasnya. 

Dengan adanya sedimen ini juga belum diketahui apakah kapasitas Embung Binalatung sudah berkurang dari 500 m3. Meski demikian, pemeliharaan embung harus dilakukan pengerukan dengan menyesuaikan waktu pemeliharaan.

“Kalau di Tarakan ini memang sendimennya berpasir, jadi lebih cepat naik. Proses pengerukan juga kalau dari study dilihat dulu harus berapa lama dilakukan,” katanya. 

Share This Article
558 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *