Bertambahnya Angka Kemiskinan Disebabkan Kesulitan Perjalanan dan Pengurangan Jam Kerja

Redaksi
Redaksi

TARAKAN – Sejak Pandemi covid-19 melanda dalam 2 tahun terakhir, masyarakat dan pemerintah terus berjuang untuk tetap mengembalikan kondisi perekonomian seperti sedia kala. Mengingat sejak 2020, lalu pandemi covid-19 telah menghantam berbagai sektor ekonomi sehingga menyebabkan meningkatnya angka kemiskinan.

Saat dikonfirmasi, Kepala BPS Tarakan Imam Sudarmaji menuturkan, sejak pandemi covid-19 di tahun 2020, jumlah kemiskinan di Kota Tarakan mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebelum masuknya pandemi covid-19. Yakni sebesar 0,24 persen.

“untuk laporan angka kemiskinan tahun 2021 belum ada, untuk 2019 dan tahun 2020 itu ada peningkatan kemiskinan dari 6 persen, ke 6,24. Kalau dari jumlah orang, di tahun 2019, angkanya 11 ribu jiwa dan di tahun 2020 sebensar 17.033 jiwa,”ujarnya, (6/8).

- Advertisement -
Ad imageAd image

Diterangkannya, hal itu tidak terlepas dari menurunnya aktivitas ekonomi karena pembatasan sosial dan sulitnya melakukan perjalanan ke luar daerah. Selain itu, adanya kepanikan masyarakat terhadap wabah covid-19 menimbulkan fenomena penimbunan kebutuhan, yang menyebabkan tidak normalnya pergerakan daya beli masyarakat.

“Memang ada peningkatan karena awal tahun 2020 kan kita baru mengalami pandemi covid-19 kan yah, jadi ada kepanikan di awal covid karena pendataan kemiskinan kan terjadi di Bulan Maret. Sebenarnya, belum langsung terdampak tapi karena ada pengumuman kasus covid-19 pertama, jadi orang banyak nyetok makanan,”tuturnya.

Selain itu, pengurangan jam kerja akibat pembatasan sosial juga menjadi pemicu berkurangnya pendapatan masyarakat. Sehingga hal itulah yang menghambat laju ekonomi.

“Kalau dari survei kami indikator kemiskinan ini karena pengurangan jam kerja di masa pandemi. Dengan pengurangan jam kerja ini otomatid berimbas kepada pendapatan,”tukasnya.

“Misalnya hotel di Tahun 2020 itu, hotel sempat merumahkan beberapa karyawan kemudian dipanggil lagi. Jadi memang pengurangan jam kerja ini manjadi indikator terbesar,”jelasnya.

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *