Kerupuk Menjadi Penyambung Hidup Dian Santi Di Perantauan

Redaksi
Redaksi

TARAKAN — Seorang Ibu dari kota Palembang yang merantau sejak 2013 ke kota Tarakan, Kalimantan Utara harus berjuang demi membantu kondisi perekonomian keluarga.

Begitu mulia, ia rela berjualan kerupuk di Trotoar jalan Yos Sudarso dengan seorang anak belia dipangkuan nya. Walaupun dengan membawa anak saat berjualan bukan lah halangan baginya.

Dian Santi namanya, diketahui Ibu yang berumur 32 tahun ini memang berasal dari keluarga kurang mampu. Sehingga, di usianya yang semakin menua harus tetap berjuang untuk mencari uang demi kebutuhan hidup.

- Advertisement -
Ad imageAd image

“Saya berjualan mulai tahun 2018, saya jual kerupuk cuma di depan Bank Mandiri sama di samping Polres Tarakan ini saja menetap, saya tidak bisa keliling soalnya ada anak kecil (belia)” Ungkapnya (21/11/2021).

Seorang ibu yang sering disapa Dian ini menambahkan, penghasilan yang tidak begitu banyak digunakan untuk membeli makan sehari-hari, tak lupa pula membeli susu sang anak, mengingat sang anak yang masih usia belia.

“Perhari kalau bersih dari hasil penjualan kira-kira saya dapat 50 ribu, penghasilan nya ini ya di buat beli makan, beli susu anak juga, saya irit aja karna saya pikir untuk bayar kontrakkan saya, dan kadang ada yang beli kesaya duitnya sengaja dikasih lebih.” Sambungnya dengan nada pelan.

Kendati demikian, pedagang yang menjaja makanan di tepi jalan ini lebih ingin menyuarakan sesuatu, berkat hidup yang lebih keras. Dan lebih kerap hanya menjalani hidup demi tidak dikalahkan oleh nasib.

“Kondisi sekarang lagi susah, kita tidak mau juga dikalahkan oleh nasib, masih banyak yang harus dipenuhi dan dibayar, contohnya saya bayar rumah yang saya kontrak, saya nabung-nabung demi kebutuhan ini” Terangnya.

Seorang ibu yang lebih memilih berjuang mendapatkan rezeki ketimbang menjadi murka di jalanan dan berteriak tanpa arah yang jelas. Hebatnya lagi, ia lebih memilih berjualan dibanding harus mengemis apalagi sampai mencuri. Hal ini dirasakanya saat seorang yang berlaku jahat padanya.

“Pernah 2 tahun lalu di jahatin orang dia ngambil keripik pisang, habis itu dia ambil 3 ikat itu kan bayarnya 75 ribu, lalu di gantungin tahu-tahunya orang itu langsung jalan kabur aja katanya nanti saya bayar ujung-ujungnya tidak nongol, jadi dalam hati saya ikhlasin aja” Tuturnya.

Selain itu, secara kasat mata pandemi itu begitu ia rasakan. Barang jualan yang sebelum pandemi laku cepat, namun saat pandemi jarang ada yang membeli.

“Jualannya sekarang di pandemi ini dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore, kalau dulu dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang sudah pulang, namun sekarang saat pandemi begini pulangnya jam 4 kadang juga sampai jam 5” tutur dia

“Dampak pandemi ini bagi saya yang berjualan keripik ini yah jarang ada yang beli habisnya juga lama jadi banyak menyita waktu juga kan, tidak sesuai biasanya kan kalau jam segini sudah di dalam rumah mandi terus sholat” terangnya. (*)

Share This Article
5 Comments
  • I wanted to create you that bit of observation to finally thank you so much yet again for the unique views you’ve contributed on this page. It’s quite pretty generous with you giving unreservedly what exactly most of us could have marketed for an electronic book to help with making some money for themselves, chiefly seeing that you could possibly have done it in the event you wanted. Those ideas in addition served like a easy way to be sure that most people have the same keenness much like my personal own to understand more and more in terms of this issue. I’m sure there are millions of more enjoyable times ahead for individuals that scan through your website.

  • I do agree with all the ideas you’ve presented in your post. They’re very convincing and will certainly work. Still, the posts are very short for novices. Could you please extend them a bit from next time? Thanks for the post.

  • I am extremely impressed together with your writing abilities as neatly as with the format to your blog. Is this a paid subject or did you modify it yourself? Either way keep up the excellent high quality writing, it is uncommon to see a nice weblog like this one today..

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *