Masyarakat Isoman Disarankan Miliki Oximeter

Redaksi
Redaksi

TARAKAN – Semakin tingginya masyarakat yang melakukan Isolasi Mandiri (Isoman) membuat masyarakat harus tanggap dalam mengontrol kondisi tubuh setiap waktu. Hal itu guna menghindari memburuknya masyarakat yang melakukan isoman.

Sehungga hal Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltara dr Franky Sientoro Spa menerangkan, jika setiap warga seharusnya memiliki Ixometer untuk mengukur suhu oksigen pada tubuh setiap waktu dalam proses Isoman.

“Kalau Oximeter ini alatnya tidak terlalu mahal, memang ada yang mahal sekali kalau standar rumah sakit, tapi kalau standar masyarakat umum ini dapat dikatakan terjangkau sekitar Rp 400 ribu rupiah. Fungsinya ketika saat kita menjalani Isoman dengan melihat rasio oksigen kita,”ujarnya, (06/09).

- Advertisement -
Ad imageAd image

“Ini berfungsi membaca kadar oksigen di tubuh kita jika kita mengalamu sesak napas. Jangan sampai oksigen di tubuh kita sudah di bawa 80 baru kita bawa ke rumah sakit. Satu rasio normal dari 95 sampai 100,”sambungnya.

Dijelaskannya, jika ternyata sudah di bawah normal, pasien Isoman harus melaporkan hal tersebut kepada fasilitas kesehatan (faskes).  Sehingga hal itu dapat menolong pasien Idoman.

“Tidak mengetahui kondisi kadar oksigen dalam darah bagi masyarakat yang menjalani isoman terutama yang dinyatakan positif Covid-19, bisa berbahaya. Bahkan, bisa mengancam nyawa bila tidak segera ditangani,”terangnya.

Dijelaskannya, jika kadar oksigen dalam darah di bawah 80 persen, maka hal itu mengakibatkan gejala sesak nafas.

“Kalau sudah serendah (80 persen ke bawah), itu pasti kondisi sesaknya sudah terlalu berat jadi sangat sulit ditolong,”ucapnya.

Plt Direktur RSUD Kaltara tersebut menegaskan pandemi Covid-19 gelombang kedua saat ini lebih ganas dibandingkan sebelumnya. Hal itu disebabkan munculnya varian baru yang menularkan lebih cepat dibandingkan sebelumnya.

“Varian baru saat ini lebih ganas, jadi prokes ketat menjadi kunci agar bisa menekan angka kasus Covid-19. Selain itu kita juga harus memiliki alat kontrol pribadi saat menjalani isoman supaya pasien bisa melaporkan dengan cepat saat kondisi mulai memburuk,” pungkasnya.

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *