SEGAH, KALTIM – Polsek Segah bergerak cepat menindaklanjuti beredarnya video viral yang menampilkan dugaan tindakan kekerasan dan bullying antarpelajar di wilayah setempat. Video tersebut muncul di media sosial pada Jumat (28/11/2025) sekitar pukul 06.00 WITA dengan judul Dugaan Kasus Bullying di Salah Satu SMP Wilayah Segah dan langsung menyita perhatian publik. Peristiwa diduga melibatkan siswa SMPN 1 Segah.

Kapolsek Segah, IPTU Lisinius Pinem, menjelaskan bahwa pihaknya segera melakukan penyelidikan untuk memastikan kebenaran informasi dalam video tersebut. Berdasarkan penelusuran, kejadian bermula pada Kamis (27/11/2025) ketika dua siswa berinisial K dan J, yang sama-sama duduk di kelas 8, terlibat cekcok saat ulangan berlangsung.
“Peristiwa itu berawal dari saling mengejek nama orang tua hingga akhirnya memicu emosi kedua belah pihak,” ujarnya.
Ia menambahkan, perselisihan tersebut semakin melebar akibat dorongan teman-teman mereka yang justru mengadu-domba. Setelah pulang sekolah, K dan J bersama sembilan siswa lainnya menuju area perkebunan sawit di Kampung Gunung Sari. Di lokasi tersebut, kedua siswa langsung terlibat perkelahian, sementara rekan-rekannya hanya menonton, merekam, bahkan mendukung aksi tersebut. Tidak ada yang berusaha melerai, justru ada yang memvideokan dan menyebarkan rekaman tersebut.
Menyikapi kejadian itu, Polsek Segah bersama pihak sekolah melakukan langkah penanganan cepat pada Jumat (28/11/2025) pukul 09.00 WITA dengan menggelar rapat di SMPN 1 Segah. Pertemuan tersebut menghadirkan kepala sekolah, komite, guru, orang tua siswa, serta jajaran kepolisian.
Rapat membahas kronologi kejadian, dampak peredaran video, serta upaya penyelesaian agar insiden serupa tidak kembali terjadi di lingkungan pendidikan di Bumi Batiwakkal.
Dalam mediasi tersebut, pihak sekolah menjatuhkan sanksi kepada seluruh siswa yang terbukti terlibat dalam perkelahian. Sementara itu, kedua siswa yang berselisih beserta orang tua mereka saling memaafkan dan membuat video permintaan maaf sebagai bentuk penyelesaian secara kekeluargaan. (HS)
Reporter : Hendra Sitorus




