Seriusi Persoalan Stunting, pemkot Tarakan Bentuk Tim Pencegahan

Redaksi
Redaksi

TARAKAN –Menyoal stunting pada anak dapat berdampak terhadap perkembangan motorik dan verbal, peningkatan penyakit degeneratif, sakit dan kematian pada anak. Pemerintah Kota Tarakan tampaknya tengah berupaya keras menurunkan angka kasus stunting yang bisa dilihat dari data SSGI prevalensi stunting 2021, Tarakan memiliki kasus stunting sebesar 25,9 persen.

Angka tersebut jauh dari target nasional, di mana Presiden Jokowi menginstruksikan di tahun 2024, setiap daerah di Indonesia memiliki angka prevalensi stunting maksimal 14 persen.

“Kita bentuk tim dalam pencegahan stunting yang terdiri dari beberapa organisasi perangkat daerah seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak– Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-P2KB), Bappeda, Dinas Kesehatan,” tuturnya Effendi, Wakil Wali Kota Tarakan.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Lebih lanjut, kata Effendi, bahwa yang menjadi penanggung jawab yakni Wali Kota Tarakan, dr Khairul, dan sebagai Wawali Kota Tarakan sebagai ketua pelaksana.

“Jadi mungkin bisa aja yang terindikasi stunting bukan penduduk asli melainkan hanya singgah. Sebab dari pantauan kami paling banyak di daerah pesisir. Jadi ini pekerjaan bersama untuk menurunkan kasusnya,” jelasnya.

Kendati demikian, menurut Effendi angka 25,9 tersebut merupakan data tahun 2021. Sementara di tahun 2022 angka stunting di Kota Tarakan turun drastis menjadi 17 persen.

“Di tahun 2022 angka stunting di Kota Tarakan turun menjadi 17 persen. Hanya saja, Nunukan juga turun drastis menjadi 15 persen. Saya pun heran mengapa bisa turun padahal wilayah Nunukan sangat luas. Nunukan saat ini turun dari 30 menjadi 15 persen. Sehingga di tahun 2022, Tarakan yang tertinggi dalam kasus stunting,” ujarnya.

Ia pun berharap dengan adanya rapat bersama OPD terkait membahas penyebab dan aksi pencegahan stunting, kasus stunting di Kota Tarakan dapat menurun. Bahkan dirinya menargetkan kasus stunting di Kota Tarakan bisa turun menjadi 8 persen.

“Namun jika mengacu pada target nasional, kita hanya butuh 14 persen. Jadi hanya kurang 1 persen lagi. Semoga dengan adanya tim ini target tersebut bisa kita capai,” tutupnya.

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *