Tempat Peristirahatan yang Kramat: Saat Warisan dan Gaib Menyatu

Redaksi
Redaksi

Krayan, BorneoNewsJournalist.co.id – Di tengah rimba yang sunyi, berdiri sebuah peninggalan leluhur yang sarat makna dan penuh kisah masa lalu. Sebuah tempayan berlumut tersimpan rapi di bawah naungan batu-batu besar, menjadi saksi bisu tradisi pemakaman adat yang diwariskan turun-temurun. tepatnya berada di Long Layu Krayan Selatan masuk Wilayah Desa Pa Sing Krayan.

Dahulu, tempayan ini digunakan sebagai wadah pembusukan jasad dalam ritual adat. Namun, di balik tumpukan perupun-kuburan batu tua yang menjadi simbol penghormatan tertinggi kepada orang yang telah tiada-tersimpan harta warisan budaya yang tak ternilai.

Di antaranya terdapat manik-manik berharga, besi kuning untuk anting telinga panjang, pakel, hingga berbagai pusaka bersejarah lainnya. Tak hanya itu, jejak kehidupan sehari-hari leluhur juga masih terasa melalui peninggalan berupa mandau (pelepet), busuh, tombak (kuden), bahkan tempayan kecil yang pernah digunakan untuk memasak sayur tradisional seperti tengayen dan daun timun.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Bagi generasi terdahulu, kuburan batu ini bukan sekadar tempat peristirahatan terakhir. Ia diyakini sebagai ruang sakral yang dijaga kekuatan gaib. Adat setempat menegaskan, siapa pun yang berani membongkar situs tanpa izin akan mendapat kutukan-bahkan bisa kehilangan akal sehat seumur hidup.

Kesakralan ini menjadikan setiap langkah menuju lokasi harus dilakukan dengan penuh hormat. Di situlah jiwa dan warisan leluhur bersemayam, menjaga martabat sekaligus identitas generasi.

Tempat peristirahatan ini bukan hanya saksi bisu perjalanan sejarah, tetapi juga simbol penyatuan antara warisan budaya dan kekuatan gaib yang tetap hidup dalam keyakinan masyarakat hingga kini.

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *