TARAKAN – Persoalan air di Kota Tarakan hingga saat ini masih menjadi persoalan serius yang dihadapi masyarakat. Sehingga tidak jarang, jika hujan tak turun dalam beberapa pekan masyarakat kesulitan dalam mendapatkan suplai air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam akibat mengeringnya Instalasi Pengolahan Air (IPA)
atau biasa disebut embung.
Saat dikonfirmasi, Kepala Bagian (Kabag) Umum Perusahaam Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Alam Kota Tarakan, Muhammad Jufri, ST menerangkan, proses pemasangan pipa dari Embung Indulung saat ini hanya tersisa sekitar 100 meter untuk menjangkau IPA Kampung Satu.
“Mungkin hanya sekitar 100 meter baru bisa tersambung di IPA Kampung Satu. Tidak terlalu lama paling waktu dekat ini,” ujarnya, (27/08).
Dijelaskan, jika hal tersebut dapat terselesaikan, maka permasalahan pelayanan air untuk warga di sekitaran Embung Kampung Satu akan terlayani dengan baik. Proses pendistrian air baku Embung Kampung Satu juga akan dibantu oleh Embung Indulung.
“InsyaAllah untuk daerah yang dilayani oleh IPA Kampung Satu seperti Markoni, Ladang, Kampung Satu, Mamburungan, Pantai Amal bahkan sampai belakang BRI (Selumit Pantai) itu bisa kita layani kembali normal,” katanya.
Adapun target penyelesaian, PDAM Tirta Alam juga belum dapat menargetkan kapan wacana ini akan selesai. Hal itu dikarenakan proses dalam pipanisasi digarap langsung oleh kontraktor di bawah naungan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan 5.
“Pengerjaan ini kontraktornya lagi ada di bawah BWS, jadi kita menunggu kapan penyelesaiannya. Begitu selesai kita minta commisioning test dan segera dialirkan,” tegas Jufri.
Embung Indulung saat ini juga belum memiliki sambungan listrik. Meski begitu, nantinya akan menggunakan genset dan bahan bakar solar untuk bisa menyalurkan ke Embung Binalatung Kampung Satu.
“Dana itu langsung Balai Wilayah Sungai Kalimantan 5, tapi cukup besar hingga puluhan miliar,” pungkasnya.