Maksimalkan Penanganan Bencana, BPBD Latih Relawan

Redaksi
Redaksi

TARAKAN – Kepala BPBD Tarakan Yonsep menerangkan, untuk memaksimalkan penangganan bencana pihaknya harus memanfaatkan sumber daya yang ada dengan memberi pelatihan kepada relawan dari berbagai latar belakang. Sehingga jika diperlukan, relawan yang telah dibekali pelatihan tersebut dapat digunakan dalam situasi tertentu. Oleh sebab itu, setiap tahunnya BPBD rutin mengelar pelatihan kepada relawan yang akan dipersiapkan jika diperlukan.

“Rawannya potensi bencana alam, tahun ini kami kembali mempersiapkan bantuan personil untuk memberi penangganan maksimal. Sehingga diperlukan personil cadangan yang nantinya bisa digunakan dalam kondisi tertentu. Masyarakat kita ini, yang paling utama adalah kepedulian. Salah satu tujuan kami melakukan pelatihan bagi anggota, agar kapasitas di institusi kami dan kepada relawan kami, memang kami juga memiliki personil yang terbatas,”terangnya.

“Sehingga kami perlu melakukan pelatihan kepada masyarakat luas agar nanti jika diperlukan masyarakat yang sudah kami latih ini turut berkontribusi membantu BPBD. Tidak hanya masyarakat yang ikut juga ada anggota dari institusi lain misalnya dari PMI, satpol PP dan Dinas Kehutanan,”sambungnya.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Dikatakannya, sebenarnya tanpa dibekali pelatihan masyarakat Indonesia telah memiliki empati besar dalam menyikapi bencana. Sehingga kata dia, tanpa diminta masyarakat kerap terjun bahu-membahu membantu pemerintah dalam memberi bantuan penangganan bencana. Kendati demikian, hal tersebut tentu akan menimbulkan konsekuensi jika masyarakat tidak dibekali pengetahuan dan keahlian. Oleh sebab itulah, pihaknya memberikan pelatihan sebagai modal masyarakat untuk memberikan kontribusi saat terjadi bencana.

“Setiap penangganan bencana itu kan memiliki karakter, misalnya karhutla, tidak semua karhutla terjadi di hutan misalnya dataran datar, mungkin bisa terjadi di bukit atau di tanah rawa. Ada juga misalnya di atas tanah mengandung batu bara itu kan ada strategi memadamkannya, jadi kita harus mengerti situasi topografi,”terangnya.

“Dalam situasi pemadam kunci yang paling utama ada koordinasi tim. Sehingga dengan koordinasi yang baik kita bisa dengan mudah membagi fokus. Karena saat terjadi misskomunikasi di tengah kepanikan maka hal.itu bisa berakibat fatal. Makanya diajarkan bagaimana membangun koordinasi yang cepat dan tepat,”lanjutnya.

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *