GBIM Dampingi STMIK PPKIA Tarakanita: Fokus pada Penguatan Dosen dan Standar Mutu Kampus

Redaksi

TARAKAN – Kehadiran Guru Besar Prof. Ir. Sunardi, S.T., M.T., Ph.D dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta. yang juga Wakil Rektor Bidang Akademik UAD ini disambut hangat oleh jajaran kampus. Melalui kegiatan tersebut, STMIK PPKIA mendapatkan beragam masukan terkait penguatan SDM, manajemen akademik, hingga strategi peningkatan akreditasi.

Ketua STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati, Endyk Noviyantono, M.Kom, menyampaikan apresiasi atas kunjungan dan ilmu yang dibagikan oleh Prof. Sunardi. pada Rabu (19/11/2025) Ia menilai kegiatan ini sangat bermanfaat untuk memperkuat tata kelola akademik di kampus.

“Alhamdulillah, kami mendapatkan kebahagiaan hari ini dengan kedatangan tamu dari UAD. Beliau membagikan pengalaman luar biasa tentang pengelolaan dosen dan peningkatan akreditasi. Banyak masukan, koreksi, dan hal baru yang kami terima,” ujar Endyk.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Ia turut menyoroti pengalaman Prof. Sunardi dalam membantu UAD meningkatkan jumlah guru besar hingga mampu menunjang kualitas akademik kampus tersebut.

“Kami merasa beruntung karena beliau berbagi cerita bagaimana UAD yang dulu tidak memiliki guru besar kini berkembang pesat berkat kerja keras tim,” tambahnya.

Endyk menjelaskan bahwa kegiatan ini menghasilkan dua rencana besar yang akan segera diterapkan kampus:

1. Perubahan dan penguatan standar mutu internal sesuai rekomendasi dari narasumber.
2. Revisi pedoman akademik, termasuk penguatan tata kelola sistem, SK-SK pengelolaan akademik, pelayanan mahasiswa, dan manajemen dosen.

“Semua ini demi mendukung peningkatan kualitas institusi dan memudahkan kami dalam mengelola kampus agar lebih baik,” jelasnya.

Endyk menegaskan bahwa dampak terbesar dari pendampingan ini adalah penguatan SDM. Manajemen dosen dinilai menjadi kunci penting agar manfaatnya dirasakan mahasiswa dan institusi.

“Yang paling minimal adalah peningkatan status akreditasi. Dengan dosen yang kuat, gelar yang cukup, dan idealnya memiliki guru besar, kampus bisa menuju akreditasi unggul,” katanya.

Saat ini STMIK PPKIA memiliki 31 dosen, dengan rincian 24 magister komputer dan 7 non-komputer. Secara jumlah, kebutuhan dua program studi sebenarnya hanya 10 dosen, sehingga kebutuhan kuantitas terpenuhi. Meski demikian, jumlah dosen berpangkat lektor masih dinilai kurang.

“Dari 31 dosen, baru 14 yang lektor. Banyak yang masih berada pada jenjang asisten ahli. Ini yang akan kami tingkatkan untuk mendukung akreditasi,” tutur Endyk.

Terkait isu fasilitas kampus, Endyk meluruskan bahwa kepemilikan gedung bukan syarat akreditasi. Namun rasio fasilitas menjadi perhatian penting, seperti jumlah ruang kelas, laboratorium, hingga rasio dosen-mahasiswa.

“Akreditasi melihat bagaimana kampus mengelola aktivitas akademiknya. Dari pengawasan pembelajaran, penelitian, pengabdian, hingga pelayanan mahasiswa. Apa yang kami raih selama ini adalah hasil kerja keras seluruh tim,” ujarnya.

Endyk menjelaskan bahwa saat ini akreditasi STMIK PPKIA berada pada kategori Baik Sekali, dan mereka berkomitmen mengejar akreditasi Unggul sesuai arahan Prof. Sunardi.

Dengan pendampingan dari program GBIM, STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati berharap dapat semakin memperkuat kualitas SDM, memperbaiki standar mutu, serta mengembangkan tata kelola akademik yang lebih profesional.

Kehadiran Prof. Sunardi menjadi momentum penting bagi kampus untuk mempercepat transformasi menuju perguruan tinggi yang berdaya saing, khususnya dalam bidang informatika dan komputer.(****)

Share This Article