Tarakan, KALTARA – Harga komoditas kepiting di Kota Tarakan mengalami penurunan drastis menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Kondisi ini menimbulkan keresahan di kalangan nelayan serta petani kepiting yang mengaku merugi akibat anjloknya harga jual hingga puluhan persen hanya dalam hitungan hari.
Berdasarkan data salah satu pos pembelian kepiting di Juwata Laut per 14 Desember 2025, harga kepiting tercatat mengalami penurunan signifikan. Harga kepiting CBH turun menjadi Rp110 ribu per kilogram, CBK Rp50 ribu, H7 Rp120 ribu, H5 Rp70 ribu, H4 Rp50 ribu, H3 Rp40 ribu, dan H2 Rp30 ribu per kilogram.
Padahal sebelumnya, pada 11 Desember 2025, harga kepiting di Pos Lasinrang masih relatif tinggi. Saat itu, kepiting CBH masih berada di kisaran Rp250 ribu per kilogram, H7 Rp160 ribu, H5 Rp120 ribu, H4 Rp90 ribu, H3 Rp60 ribu, H2 Rp40 ribu, dan CBK Rp70 ribu per kilogram.
Salah seorang petani kepiting di Tarakan yang enggan disebutkan namanya mengaku sangat prihatin dengan kondisi tersebut. Menurutnya, menjelang hari besar keagamaan seperti Natal dan Tahun Baru, harga komoditas kelautan seharusnya mengalami peningkatan seiring tingginya permintaan pasar.
“Namun yang terjadi justru sebaliknya. Semua jenis kepiting mengalami penurunan harga yang sangat drastis, bahkan hingga sekitar 60 persen. Ini jelas sangat merugikan kami sebagai petani dan pengusaha kepiting,” ujarnya.
Ia menambahkan, penurunan harga terjadi dalam waktu yang sangat singkat, hanya dalam dua hari terakhir. Kondisi ini memunculkan dugaan adanya permainan harga oleh pihak-pihak tertentu yang mengendalikan rantai distribusi kepiting.
Para nelayan dan petani kepiting berharap pemerintah daerah serta instansi terkait dapat turun tangan untuk melakukan pengawasan dan memastikan stabilitas harga, agar kesejahteraan pelaku usaha kelautan di Tarakan tetap terjaga, khususnya menjelang momentum hari besar keagamaan.(****)




