TARAKAN – Puluhan Mahasiswa dan masyarakat Pantai Amal yang mengatasmakan Forum Warga Amal Bergerak, melakukan aksi turun ke jalan guna melakukan unjuk rasa di depan Kantor DPRD Kota Tarakan.
Aksi itu atas adanya pembangunan pagar wisata pantai amal yang merugikan masyarakat. Sehingga hal ini membuat masyarakat kesulitan dalam melakukan aktivitas melaut.
Saat dikonfirmasi, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi demo Muhammad Rijal mengatakan adanya aksi tersebut mempersoalkan pembangunan tembok pembatas yang mengahalangi serta menghambat aktivitas warga khususnya di RT 5, 3 dan 4 Kelurahan Pantai Amal.
“Kami dari gabungan mahasiswa dan warga dari tiga RT terdiri dari RT 5, 3 dan 4 Kelurahan Pantai Amal, mempersoalkan pembangunan pagar dikawasan wisata Pantai Amal Lama,” ungkapnya, (20/09/2021).
“Aliansi kami menolak keberadaan pagar tersebut karena membatasi dan menghambat aktivitas warga yang bermata pencarian sebagai nelayan, warga harus mutar dulu kalau mau pergi melaut, soalnya tembok yang diberdirikan bukan dibibir pantai, melainkan pas depan halaman rumah warga setinggi kurang lebih 4 meter,” tambah Rijal.
Rijal yang merupakan aktivis Serikat Mahasiswa Indonesia (SMI) ini menuturkan bahwa pihak masyarakat mendukung dengan adanya tempat wisata baru di Pantai Amal. Tetapi tidak dengan adanya tembok pembatas setinggi 4 meter yang menghalangi halaman rumah warga.
“Warga harus mutar, karena tidak ada pintu. Jadi warga susah jika mau pergi melaut, meskipun ada satu atau dua pintu hal itu tidak membantu warga karena kasian warga yang rumahnya agak jauh dari pintu itu,” tuturnya.
Akibat aksi tersebut puluhan personil kepolisian harus diturunkan dalam mengawal unjuk rasa. Untuk rasa ditutup setelah puluhan masyarakat dan mahasiswa keluhan masyarakat diterima dan akan ditindaklanjuti oleh DPRD Kota Tarakan.