BorneoNewsJournalist.co.id – Di ujung utara Kalimantan, di batas negeri yang sering dilupa,
terbit cahaya dari hati anak muda,
ia bernama HMI, bukan sekadar himpunan,
tapi bara perjuangan yang tak pernah padam.
Nunukan, bukan kota besar,
tapi dari tanah sunyi itulah suara-suara keberanian lahir.
Di ruang sempit asrama, di teras masjid yang sepi,
kami berdiskusi, menyusun langkah,
menyalakan semangat, meski sering dibalas dengan sunyi dan caci.
Dari awal kehadirannya, HMI Cabang Nunukan bukan sekadar organisasi,
ia adalah jalan sunyi menuju cita.
Berhadapan dengan keterbatasan,
menantang kemapanan,
menolak tunduk pada kekuasaan yang lupa pada rakyat kecil.
Kami adalah generasi yang tidak diam.
Kami ada di setiap jalan panjang:
mengawal keadilan, menagih keberpihakan,
melawan kebijakan timpang, dan berdiri
di antara rakyat yang tak bersuara.
Peristiwa demi peristiwa membentuk kami,
dikejar, dicibir, bahkan ingin dibungkam.
Namun sejarah mencatat:
kami tak pernah gentar.
Sebab yang kami bawa bukan hanya nama,
tetapi cita-cita:
Islam yang membebaskan,
Indonesia yang berkeadilan.
HMI Cabang Nunukan,
adalah wajah-wajah muda yang percaya bahwa perjuangan
tak selalu butuh sorotan,
cukup dengan keyakinan,
dan kesetiaan pada khittah yang suci.
Hari ini, kami tidak sekadar mengenang,
tapi bersaksi,
bahwa organisasi ini telah menorehkan sejarahnya
di batu, di tanah, di hati,
dan akan terus melangkah,
dengan kepala tegak dan hati bersih.
Kami tidak lahir untuk tunduk.
Kami hadir untuk memperbaiki.
Dan sejarah akan membenarkannya.




