RAMADAN AKAN PERGI UNTUK KEMBALI | Oleh: Muhammad, S.Kom., M.Kom. Dosen STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati, Tarakan Mahasiswa S3 Informatika Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Redaksi
Redaksi

BorneoNewsJournalist.co.id – Wal-‘ashr, innal-insâna lafî khusr, illalladzîna âmanû wa ‘amilush-shâliḫâti wa tawâshau bil-ḫaqqi wa tawâshau bish-shabr, artinya; “Demi masa, sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.” (Q.S. Al-‘Ashr[103]: 1-3). Surah ini berisikan penjelasan tentang hakikat keuntungan dan kerugian di dalam kehidupan serta peringatan tentang pentingnya waktu yang dijalani oleh setiap manusia. Celakalah bagi setiap manusia yang menyia-nyiakan waktunya dengan hal-hal yang kurang bermanfaat. Kecuali orang yang memiliki iman, selalu menjalankan amal sholeh, saling berwasiat terhadap kebenaran dan kesabaran.

Muhammad, S.Kom., M.Kom.
Dosen STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati, Tarakan
Mahasiswa S3 Informatika Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

Ramadan adalah bulan yang penuh dengan rahmat, ampunan, dan keberkahan. Namun, seperti yang diketahui, bulan ini tidak akan selamanya ada di hadapan kita. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya, sebagaimana makna surah Al-‘Ashr ayat 1-3 tersebut di atas. Ramadan adalah bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Bulan ini adalah waktu untuk meningkatkan iman, memperbanyak ibadah, melakukan amal sholeh, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ramadan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, juga adalah waktu yang tepat untuk saling berwasiat terhadap kebenaran dan kesabaran. Setiap amal yang kita lakukan di bulan Ramadan akan dicatat dan akan menjadi bekal kita di akhirat. Ramadan adalah bulan di mana Allah memberikan ampunan kepada hamba-Nya yang bertaubat. Dalam hadist disebutkan: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadan dengan iman dan mengharapkan pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Harus diingat, bahwa Ramadan 1446 H atau 2025 M tidak lama lagi akan pergi. Ramadan memang akan datang setiap tahun, namun tidak ada jaminan kita akan bertemu dengan Ramadan yang akan datang. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan setiap detik yang ada di bulan ini untuk beribadah dan beramal sholeh. Jangan sia-siakan sisa waktu yang masih ada di bulan Ramadan tahun ini, karena bisa jadi, ini adalah Ramadan terakhir bagi kita. Setiap tahun, Ramadan datang dengan membawa kesempatan untuk beribadah lebih khusyuk, memperbaiki diri, dan meningkatkan ketaqwaan. Namun, ia juga akan pergi meninggalkan kita, dan menyisakan pertanyaan: Apa yang sudah kita dapatkan? Apakah Ramadan ini membawa perubahan bagi kita?

- Advertisement -
Ad imageAd image

Ramadan bukan hanya soal menahan lapar dan dahaga, tetapi bagaimana kita menggunakannya untuk mendapatkan ampunan Allah. Namun, setelah Ramadan pergi, apakah kita tetap menjaga kebiasaan baik, seperti: Apakah shalat kita tetap terjaga setelah Ramadan?, Apakah tilawah Al-Qur’an tetap menjadi rutinitas kita?, Apakah kita tetap menjaga lisan dan perbuatan dari hal yang buruk?, Apakah kita masih mampu menjaga kesholehan sosial?, Apakah juga kesholehan digital kita masih terjaga?. Jika setelah Ramadan, kita kembali kepada kebiasaan lama yang jauh dari kebaikan, berarti Ramadan belum benar-benar membawa perubahan bagi kita.

Tidak ada jaminan bahwa kita akan bertemu kembali dengan Ramadan berikutnya. Allah SWT berfirman: “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati, kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.” (QS. Al-‘Ankabut[29]: 57). Berapa banyak saudara kita yang tahun lalu masih bersama kita di Ramadan, tetapi tahun ini mereka telah pergi? Kita pun tidak tahu apakah akan sampai ke Ramadan berikutnya. Oleh karena itu, kita harus tetap menjaga amalan yang telah kita lakukan di bulan suci ini. Rasulullah SAW bersabda: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara terus-menerus, walaupun sedikit.” (HR. Bukhari & Muslim). Mari kita pertahankan semangat Ramadan sepanjang tahun, jadikan Ramadan selama 12 bulan. Jangan sampai setelah Ramadan, masjid kembali sepi, Al-Qur’an kembali berdebu, dan hati kita kembali lalai dari mengingat Allah SWT. Ramadan pergi bukan untuk selamanya, tetapi akan kembali jika Allah SWT menghendaki. Namun, apakah kita masih akan hidup saat Ramadan kembali? Itu adalah rahasia Allah SWT, yang bisa kita lakukan adalah menjaga semangat Ramadan agar tetap hidup dalam diri kita sepanjang tahun. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita di bulan Ramadan ini, mengampuni dosa-dosa kita, dan memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan Ramadan berikutnya dalam keadaan yang lebih baik.

Share This Article
Leave a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *