Rayakan Imlek, Umat Konghucu Pada Klenteng Toa Pek Kong

Redaksi
Redaksi

TARAKAN – Umat Konghucu di seluruh dunia sedang merayakan tahun baru cina atau yang kita kenal sebagai perayaan Imlek yang bertepatan jatuh pada shio kelinci air yang diharapkan akan membawa keberuntungan. Perayaan Imlek disambut dengan rangkaian ibadah di Klenteng Tao Pek Kong yang berada di Jalan P Antasari mulai dipadati oleh umat Tionghoa sejak Sabtu, 21 Januari 2023 pagi.

Saat diwawancara, Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN) Tarakan, Ayi Diyanto menerangkan, rangkaian ibadah telah terlihat pada hari Jumat dengan melakukan bersih-bersih rumah ibadah. Lanjutnya, tahun ini umat Tionghoa menyambut Tahun Baru Imlek 2574 Kongzi Li dengan shio Kelinci Air.

“Shio ini tahun kelinci air, ini masih terlihat perekonomian yang suram, tentu hal ini berkaitan dengan resesi ekonomi yang akan datang. Sehingga mari kita berdoa dan berusaha seperti terus memajukan UMKM agar terus berjalan dengan baik dan maju,” ucapnya.

- Advertisement -
Ad imageAd image

Dikatakan Ayi, Pergantian kalender Cina dengan shio kelinci air memasuki peringkat ketiga. Kelinci diketahui memiliki pembawaan yang tenang. Hewan ini juga diibaratkan memiliki kedamaian, umur panjang serta kemakmuran dalam adat Tionghoa. Kendati resesi masih menghantui, namun 2023 diprediksi menjadi tahun harapan.

“Shio berganti menjadi kelinci air ini dimulai dari 22 Januari 2023 hingga 9 Februari 2024. Detik pergantian tahunnya ya jam 12 malam. Besok (hari ini) sudah masuk tahun Kelinci Air dan pergantian menjadi 2574 Kongzi Li,” terangnya.

Selain berharap membaiknya perekonomian, ia berharap hal ini berdampak pada kesehatan. Kendati Indonesia sudah berada pada fase menuju endemi Covid-19, ia tetap meminta masyarakat Tionghoa untuk menjaga protokol kesehatan. Seperti tetap menggunakan masker saat sembahyang di dalam tempat ibadah.

“Umat Tionghoa hanya fokus untuk sembahyang setelah itu kembali ke rumah masing-masing. Sehingga tak terjadi fenomena membludaknya umat Tionghoa di Klenteng Tempekong Tarakan.
“Kita tidak bisa bilang Covid habis. Tetap masih ada itu virusnya. Meski PPKM sudah dicabut ya. Seperti Cina maupun Jepang itu masih meledak kasus Covid-nya. Ya Indonesia harus dijagalah dan antisipasi dari 2 tahun lalu,” bebernya.

Share This Article
98 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *