TARAKAN – Meski serbuan Vaksin semakin masif dilakukan setiap harinya, namun vaksinasi lansia hingga saat ini belum menyentuh presentase 50 persen.
Saat dikonfirmasi, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Utara (Kaltara), dr. Franky Sientoro, Sp.A. menerangkan kendati begitu Kota Tarakan telah mencapai Herd Immunity.
“Vaksinasi di Tarakan sudah mencapai 80 persen untuk umum, tapi lansia masih di bawah 50 persen masih kecil sekali,” ujarnya,(5/12/2021).
Menurutnya, lansia tergolong ke dalam kategori rentan terserang Covid 19 beserta variannya. Sehingga, berdasarkan pengakuan lansia, mereka cenderung takut disuntik karena efek Kejadian Ikutan Pasca Imununisasi (KIPI).
“Sasaran yang paling berbahaya lansia, padahal suntik vaksin tidak ada efeknya, Kipi yang ada bukan karena vaksin tapi karena ketakutan itu,” tegas dia.
Diketahui, Rumah Sakit Daerah Umum (RSUD) telah menyiapkan vaksin setiap harinya untuk lansia dan masyarakat umum. Menurutnya, vaksin yang ideal untuk lansia dan masyarakat umum. Menurutnya, vaksin yang ideal untuk lansia ialah Sinovac dan Pfizer.
“Lansia itu Sinovac dan Pfizer, itu ideal, efeknya dari dulu kan kita sinovac tidak ada Kipi juga. RSUD selalu sediakan vaksin lansia, anak-anak, ada remaja juga,” imbuh Franky.
Sementara itu, Walikota Tarakan, dr. Khairul, M. Kes menjelaskan untuk menutupi kekurangan presentasi yakni sisa 20 persen lagi, pihaknya akan berupaya melakukan vaksinasi jemput bola atau door to door.
“Strategi berikutnya door to door, vaksinasi massal sudah mulai berkurang kan,” ucapnya.
Sebelum melakukan itu, masyarakat harus diidentifikasi ulang melalui unit Rukun Tetangga (RT) untuk dipetakan ulang.
“Tentu akan beda dengan dulu, nanti harus diidentifikasi ulang oleh Pak RT, Camat, Lurah nanti berkoordinasi lagi dengan stakeholder untuk menutupi sisa 20 persenan itu,” tutupnya.