TARAKAN — Kejahatan Narkotika merupakan salah satu bentuk kejahatan extraordinary yang menjadi perhatian seluruh negara di dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Tak bisa dipungkiri, berada di garis perbatasan, Kaltara memiliki kerentanan yang tinggi terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
Mengenai hal tersebut, Agus Sutanto, SE,MSi selaku Kepala Badan Narkotika Nasional Tarakan menerangkan bahwa sabu mendominasi peredaran narkotika di Kota Tarakan.
“Narkotika yang banyak digunakan di Kota Tarakan itu jenis sabu-sabu, untuk narkotika jenis yang lain seperti ganja, ekstasi tidak banyak seperti narkoba jenis sabu,” terang Agus, Senin (22/11/)
Selain itu, kata Dia Tarakan yang berada dekat dengan Tawau, yang merupakan wilayah penyuplai sabu. Dikatakan pula Agus, sabu banyak menyasar pada usia belia seperti pelajar atau mahasiswa.
Meskipun di tingkat nasional lebih banyak didominasi ruang lingkup pekerja, baru kemudian pendidikan. Menurutnya, ada berbagai alasan kenapa usia pelajar lebih mudah terpengaruh oleh narkoba jenis sabu-sabu karena sifat yang masih labil (ke kanak-kanakkan).
“Pengaruh individu yang masih labil, tidak dekat agama, dan ingin mencari jati diri. Hal ini, diperparah dengan pergaulan yang buruk,” tuturnya
Lebih lanjut,”Hal itu terjadi juga karena Kota Tarakan merupakan wilayah kepulauan sehingga jalur peredaran narkoba terbuka,” terang dia
Kendati begitu, Pihaknya terus bekerja sama dengan pihak terkait untuk memberantas peredaran narkotika di Kaltara, termasuk kota Tarakan.
“Narkotika itu sangat berbahaya, hiduplah dengan aktivitas yang bermanfaat. Narkoba membunuh masa depanmu jauhi dan hindarilah,” pungkasnya.