TARAKAN – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kaltara Suryani memberi perhatian atau atensi khusus untuk Kota Tarakan dan Kabupaten Nunukan.
Bukan tanpa alasan, Suryani menyebut Tarakan dan Nunukan rawan akan sengketa politik, terutama memasuki tahapan Pemilu 2024.
Suryani menjelaskan untuk Nunukan, daerah ini secara geografis merupakan perbatasan, yang memudahkan akses keluar masuk orang.
“Jadi kita perlu mengantisipasi keluar masuknya orang. Hal ini Tentu berdampak pada data pemilih yang akan mengalami dinamika pergeseran,” terang Suryani beberapa waktu lalu.
Untuk Tarakan, daerah ini selain karena mobilitas masyarakat tinggi serta kepadatan penduduknya tinggi. Menurut Suryani, hal ini terjadi karena Tarakan merupakan pusat dengan dinamika politik di Kaltara sehingga rentan dengan gesekan. Baik antara peserta dengan masyarakat.
Khusus Tarakan saja di pemilu sebelumnya, kata Suryani ada 630 TPS dan pilkada 426 TPS. Dengan jumlah tersebut menjadi bukti daerah tersebut memang perlu pengawasan ekstra.
Menyikapi hal tersebut, Suryani berharap harmonisasi dapat terjaga sehingga pemilu aman dan damai.
Terkait dua wilayah ini, lanjut Suryani, pihaknya akan melakukan penguatan pengawasan atau bisa saja dengan menambah pengawas. Selain itu, merangkul setiap stakeholders untuk sama-sama menjaga demokrasi.