TARAKAN – Program Makan Bergizi Muhammadiyah (MBM) di Kalimantan Utara memasuki tahap persiapan akhir. Lebih dari 2.500 siswa dari Muhammadiyah dan sekolah disekitarnya akan mendapatkan manfaat dari program ini. Dua dapur utama telah disiapkan, yaitu di SMA Muhammadiyah Tarakan dan di Rumah Makan Arif.
Dapur di SMA Muhammadiyah Tarakan akan melayani sekitar 3.000 siswa dari sekolah Muhammadiyah dan sekitar sekolah. Sementara dapur di Rumah Makan Arif akan menjangkau sekitar 3.200 siswa dari SMA Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 13, dan SMP Negeri 5 Tarakan.
Slamet Kurniawan, Ketua Koordinator Wilayah Makan Bergizi Muhammadiyah Kalimantan Utara, menjelaskan bahwa program MBM merupakan hasil kerja sama antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Badan Gizi Nasional (BGN). Kerja sama ini terjalin sejak Tanwir Muhammadiyah di Kupang beberapa bulan lalu.
Menanggapi isu mengenai keterlambatan pembayaran di beberapa dapur MBG di Indonesia, Slamet menegaskan bahwa hal tersebut bukan merupakan kesalahan BGN. Ia menjelaskan bahwa masalah tersebut muncul dari permasalahan internal antara yayasan dan pihak katering.
“Jadi antara SPPG (Surat Perintah Pencairan Dana) dengan mitra kerja yayasan sudah dibayar oleh BGN. Masalahnya ada pada pengelolaan dana di tingkat yayasan dan mitra katering,” ujar Slamet. Ia menambahkan bahwa yayasan, bukan katering individu, yang berhak mendaftar ke BGN untuk mendapatkan dana program MBM. Oleh karena itu, permasalahan pembayaran menjadi tanggung jawab yayasan dan mitra katering mereka.
Saat ini, tim dapur MBM di Kalimantan Utara telah siap beroperasi. Para kepala dapur tengah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh BGN sebelum program resmi dimulai pada bulan November 2024. Program MBG di Kalimantan Utara diharapkan dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi kesehatan dan pendidikan para siswa.
“Saya berharap agar SPPG atau dapur di kalimantan utara agar segera ditambah mengingat baru sekitar 6% dapur yang menyelenggarakan MBG sampai saat ini”, Tutup Slamet.