TARAKAN – Pemerintah Kota Tarakan terus melakukan berbagai upaya penataan wilayah strategis. Salah satunya adalah Kawasan Kuliner Sebengkok.
Meski Pemerintah Kota Tarakan telah melakukan berbagai cara mengembangkan kawasan kuliner Sebengkok, berbagai kendala masih dialami.
“Pengembangan Kawasan kuliner Sebengkok terus kami upayakan. Namun kendala memang masih dialami,” terang Camat Tarakan Tengah Andry Rawung.
Ia menjelaskan, kendala tersebut di antaranya, terkait dengan pendanaan atau anggaran yang tidak ada.
“Sehingga kami terbuka untuk swasta jikalau memang ingin bekerjasama. Namun harus tetap dengan pertimbangan untung ruginya,” ujarnya.
Dengan tidak adanya dana, lanjut Andry, hal yang bisa dilakukan hanyalah melakukan perawatan. Selain itu, mengedukasi pedagang untuk selalu menjaga kebersihan.
Kemudian kendala lainnya adalah para pedagang yang kurang variatif.
“Ada masukan dari pak wali untuk bisa memvariasikan barang dagangan. Sebab, ini pasar kuliner,” kata Andry.
Selanjutnya, ada beberapa warga yang terganggu dengan aktivitas kuliner tersebut. Namun, ia menegaskan hal itu hanya terjadi dulu sebelum dilakukan penataan dengan menyeragamkan rombong serta menjaga kebersihan. Andry menyebut pemilihan tempat rombong telah disesuaikan dengan kondisifitas sehingga tidak menganggu warga.
Ia mengungkap untuk kedepan, tentu akan ada pengembangan kawasan tersebut. Salah satunya dengan mslakukan kegiatan pasar di setiap minggu pagi. Selain itu, kegiatan lain juga datang dari intansi lain lain seperti kepolisian.
“Hari bhayangkara lalu kepolisian menggelar membuka pelayanan sim. Pada prinsipnya kita terbuka untuk siapaun tidak hanya untuk warga sebengkok,” ucapnya.
Andry mengungkap selama ini Kawasan Kuliner Sebengkok telah mengalami perkembangan. Dari yang awalnya hanya ada 40 pedagang, kini di akhir tahun lalu sudah ada penambahan dengan total 54 pedagang. Adapun biaya tarif penyewaan rombong untuk berjualan Rp12.000 perhari sehingga sebulannya Rp360.000 ditambah Rp10.000 untuk sampah.